Jumat, 07 September 2012

DESAIN INTERIOR IPIEMS (Lembaga Bimbingan Belajar) - JL. Toddopuli Makassar








Shape Grammar

      Shape Grammar itulah kata asing bagi saya di dunia arsitektur yang dikatakan Rizal Muslimin, Ph D. Mahasiswa MIT yang mengajak kami ikut study n penelitian bersama. Yang ditanya siapa seeh Mahasiswa       MIT AMERIKA yakni, Arsitek lulusan cumlaud perancangan S2 ITB ini menjadi salah satu inspirasi terkuat dalam berkompetisi pada masanya. "..jadikan budaya sebagai data dan otak sebagai prosessor" pesan singkat yang kerap memberi motivasi pada beberapa mahasiswanya, sebut saja salah satunya penulis ini. Mungkin terdengar agak robotik, tapi itulah esensi peran otak yang sesungguhnya dalam kaitannya akan sebuah karya, dan diharapkan akan membawa kita bereksplorasi untuk solusi bahkan inovasi.

       Hobi berkompetisi, sekiranya kami mengenal beliau begitu.. mungkin hal tersebut yang membuatnya menjadi salah satu kompetitor tersulit di negeri ini tak heran para pesaingnya memanggilnya macan sayembara. Yah sewajarnya ketika melakukan sesuatu dengan senang hati maka hasilnya cenderung optimal, begitu lah kira2 kalo kata Pak Ridwan Kamil (partner/pimpinan Pak Rizal dalam tim semasa di Urbane ).
 
Pak Rizal Muslimin terkenal dengan ciri khas bangunannya yang kerap muncul dengan bentukan2 aplikasi material yang tidak biasa. Ketekunan Beliau akan eksplorasi material, membawanya pada juara 1 international Brickstainable Competition yang didapat pada masa studi Doktor-nya di kampus MIT-Amerika Serikat 2009. Kemudian kemenangan itu dilanjutkan dengan diraihnya Honorable-Mention pada Brickstainable Competition putaran kedua 2010 silam.


Berikut sekiranya beberapa karya beliau yang tentunya menginspirasi.. hingga KINI --





 sayembara bandara adi sucipto, Jogjakarta

sayembara masjid raya padang - sumatera barat

 sayembara museum tsunami - Aceh

brickstainable competition 2010  

       Studi bersama beliau merupakan pengalaman baru dan sedikit mendapat pengetahuan baru di ilmu desain arsitektur. Penerapan pola-pola desain dari bentuk dasar 2 dimensi/ 3 dimensi dan pemakaian aturan merupakan hal dasar desain sehingga dapat membentuk suatu  bidang dan objek.

Foto: Tranfer pengetahuan mhs doktoral MIT dg mhs pasca UNHAS...:)

Foto: Shape Grammar team #3, rektorat unhas

Dalam perancangan arsitektural pada prinsipnya kita hanya menggabungkan bentuk-bentuk dasar tersebut. Ada tiga bentuk dasar dalam arsitektur. Yaitu bentuk bulat ( bola/tabung dalam bentuk 3 dimensinya), segitiga ( piramid dalam bentuk tiga dimensi) serta segi empat (kotak atau balok dalam bentuk tiga dimensinya). Tiga bentuk dasar tersebut memang sudah dari sononya enak dipandang mata. Dalam perancangan arsitektur, kita jangan buang-buang waktu lagi menciptakan bentuk dasar yang baru. Kalau kita tidak mahir, bentuknya jadi aneh karena kita tidak tahu itu bentuk apa namanya : ). Bentuk-bentuk baru sebaiknya terbentuk dari penggabungan bentuk dasar tersebut, sehingga walaupun bentuknya tidak karuan, tetapi secara kasat mata kita masih tahu bentuk dasar bangunan tersebut


Gabungan beberapa bentuk dasar pada ornamen Toraja
Suasana pengkajian bentuk dasar di bengkel Arsitektur













 Gabungan pola-pola dasar



















Foto: bahan kajian td siang with Tiwi Mushar, Muh Cora, Faris Jumawan, Rahmat Rizal








Taman PKK Soppeng